Immanuel Kant lahir pada tahun
1724 M di Konisbergen, Prusia, Jerman. Sejak kecil ia tidak meninggalkan
desanya, kecuali hanya beberapa waktu singkat untuk mengajar di desa
tetangganya. Pemikiran-pemikiran Kant yang penting diantaranya ialah tentang
“akal murni”. Menurutnya, dunia luar itu diketahui hanya dengan sensasi, dan
jiwa bukanlah sekedar tabula rasa, tetapi jiwa merupakan alat positif, memilih
dan merekonstruksi hasil sensasi yang masuk itu dikerjakan oleh jiwa dengan
menggunakan kategori, yakni mengklasifikasikan dan memersepsikannya ke dalam
idea.
Menurut Kant pengenalan indrawi
terdapat dua bentuk apriori yaitu ruang dan waktu. Kedua-duanya berakar
dalam struktur subjek sendiri. Kita hanya mengenal gejala-gejala yang merupakan
sintesis antara hal-hal yang datang dari luar (aposteriori) dengan bentuk ruang dan waktu (apriori).
Sensasi-sensasi masuk melalui
alat indra. Ada lima alat indra. Melalui indra itu, sensasi-sensasi itu
kemudian masuk ke otak, lalu objek itu diperhatikan, kemudian disadari.
Sensasi-sensasi itu masuk ke otak melalui saluran-saluran tertentu, yaitu
hukum-hukum. Karena hukum-hukum itulah, tidak semua stimulus yang menerpa alat
indra dapat masuk ke otak. Penangkapan itu telah diatur oleh persepsi sesuai
dengan tujuan. Tujuan inilah hukum-hukum itu. Ada stimulus dua dan tiga, memberi
respon lima jika bertujuan menjumlahkannya, enam bila bertujuan mengalikannya.
Jadi, hubungan-hubungan sensasi itu tidak terbentuk, sekedar karena ada tujuan.
Inilah hukum itu. Jadi, tujuan itulah yang memilih dan mengarahkan penggunaan
sensasi dan pemikiran dari tujuan jiwa.
Menurutnya jiwa yang memberi arti
terhadap stimulus mengadakan seleksi dengan menggunakan dua cara yang amat
sederhana. Pesan-pesan (dari stimulus) disusun sesuai dengan ruang (tempat)
datangnya sensasi, dan waktu terjadinya sensasi itu. Jiwa itulah yang
mengerjakan itu, yang menempatkan sensasi dalam ruang dan waktu, menyifatinya
dengan ini atau itu, sekarang atau nanti. Ruang dan waktu bukanlah sesuatu yang
dipahami. Ruang dan waktu adalah alat persepsi. Oleh karena itu, ruang dan
waktu itu apriori.
Pengenalan manusia atas sesuatu
itu diperoleh atas perpaduan antara unsur apriori
yang berasal dari rasio serta berupa ruang dan waktu dan peranan unsur aposteriori yang berasal dari pengalaman
yang berupa materi.
Dengan kritisisme yang diciptkan
oleh Immanuel Kant, hubungan antara rasio dan pengalaman menjadi harmonis,
sehingga pengetahuan yang benar bukan hanya apriorinya,
tetapi juga aposteriorinya, bukan
hanya pada rasio, melainkan juga pada hasil indrawi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar