Kamis, 09 Oktober 2014

Pertanyaan Para Predikat



Apa maksud dan tujuan bapak membuat tes jawab singkat?
Tes jawab singkat tidak berhubungan langsung dengan kemapuan filsafat anda. Secara psikologi anda akan sulit mengejar pertanyaan saya. Ini memiliki fungsi bermacam-macam. Yaitu pertama silaturahim, agar saya dan anda saling kenal. Kedua, untuk mengerti pemikiran saya. Ketiga, untuk memicu pemahaman anda membaca filsafat yang saya tulis memalui elegi-elegi. Dan tes ini di buat agar anda anda tidak sombong dan tidak egois artinya anda tidak sombong dengan pengetahuan yang anda miliki sehingga anda terus belajar.

Dalam kehidupan mengapa manusia memiliki berbagai masalah dan apakah manusia dengan memahami filsafat akan mengurangi berbagai masalah?
Anda tidak akan punya masalah kalau anda sama dengan anda. Tetapi anda tidak bisa menjadi anda karena ketika anda turun kedunia anda tidak sama dengan anda. Begitupun aku tidak sama dengan aku. Empat tidak sama dengan empat karena saya menemukan ada 2 macam emapat disana. Empat pertama dan empat kedua. Dunia terikat oleh ruang dan waktu. Ada ruang pertama dan ruang kedua. Ada aku pertama dan aku kedua. Kodratnya manusia sudah dibawakan masalah. Ketika engkau turun kedunia masalah itu disebut hubungan antara subyek dan predikat. Subyek sama dengan subyek, manusia tidak akan pernah mecapainya. Semua yang ada di dunia tidak akan pernah mencapainya subyek sama dengan subyek karena ada 2 subyek. Hanya Tuhan Sang pencipta yang bisa mencapai subyek sama dengan subyek. Tetapi kita manusia predikat (sifat) selamanya termuat dalam subyeknya. Engkau bisa hidup dan memaknai hidup dikarenakan masalah itu. Sebenar- benar bahagia dan surga kalau sesuai ruang dan waktunya. Dan sebenar-benar neraka kalau tidak sesuai ruang dan waktunya.

Bagaimana filsafat memandang cara berpikir dewasa?
Disini ada dua ruang dan waktu yang anda tawarkan. Berpikir dan dewasa. Berpikir itu filsafat dan dewasa itu psikologi. Harus mengetahui ruang dan waktunya. berpikir dewasa merupakan pemahaman dari bawah hingga ke atas.

Apakah dalam tokoh-tokoh filsafat tidak ada tokoh-tokoh perempuan, diaman berkaitan dengan persamaan jender?
Dalam filsafat ada tokoh-tokoh perempuan. Mereka muncul  pada era-era kontenporer. Tetapi kalau kita pelajari dari sosioantropologi ada kaitanya peran wanita sampai sekarang. Pada jaman mataram dan surakarta tidak setiap orang bisa mencari dan diperbolehkan memiliki ilmu, karena mereka menganggap ilmu adalah wahyu. Orang yang mempunyai kekuasaan dalam kerajaan menganggap orang yang punya ilmu berbahaya yang akan menggangu kekuasaannya. Maka orang yang mempunyai ilmu hanya dibatasi dalam kerajaan saja. Dari buku-buku yang saya pelajari, memang ada kedudukan wanita yang tidak terekspos pada zaman dahulu. Tetapi di era kontenporer kedudukan wanita sudah mulai diakui.

Bagaimana hubungan antara material dan normatif?
Marerial dan normatif hanya salah satu contoh yang saya buat bahwa dunia itu berdimensi dan berstruktur. Mulai dari srtuktur yang paling bawah material, formal, normatif, dan spiritual. Ketika diuraikan lagi akan lebih banyak unsur dan berjenjang.  Salah satunya spiritual mulai dari spritualnya orang awam, da’i, kiai. Material ada material pikiran dalam bentuk otak, batu. Formal yakni bentuk resmi bentuk pikiran, bentuk tulisan, bentuk dokumen, aturan. Dan normative terdiri dari hakekatnya, epistimologi, pengetahuan ilmu estik da estetikanya. Kita melihat dari yang ada dan mungkin ada meliputi secara keseluruhan yang menembus ruang dan waktu. Misalnya sebuah batu menembus ruang dan waktu. Candiborobudur mengalami kemerdekaan mengalami hujan debu. Itu adalah ruangnya. Waktunya adalah zaman dahulu dan sekarang candi Borobudur seperti hotel berbintang lima. Yang menembus ruang dan waktu strukturnya naik mulai dari material, formal, normatif dan spiritual. Keseluruhan terebut adalah ruang. Bisa ditarik keatas atau kebawah dalam usaha menembus ruang. Tetapi ruang tidak bisa dipisahkan dengan waktunya. Ketika berbicara spiritual normatifnya adalah pikiran kita seberapa jauh paham tentang ibadah itu. Formalnya dokumen-dokumen dan tulisan yang berkaitan dengan ibadah, materialnya artefak, peninggalan yang dipakai untuk beribadah, mesjid, gereja dan temapat-empat lainnya yang digunakan untuk ibadah.

Bagaimana filsafat memandang hal mencapai kebahagiaan?
Bahagia itu etik dan estetika. Bahagia itu tergantung konteksnya. Kalau didunia barat bahagia itu ketika mereka mencari ilmu. Mereka mempunya energi untuk melakukan penelitian sampai kepelosok-pelosok dalam rangka untuk mecari ilmu. Dalam kurikulum 2013 yang menggunakan metode sintefic harus dibarengi dengan spritualnya. Semua hal harus sesuai runag dan waktunya. budaya timur mencapai kebahagiaan ketika mencapai kesempurnaan, dimana bingkainya dikomandani oleh spritualitas. Bahagia ketika dekat dengan sang penciptanya. Di Indonesia bahagia ketika mencapai harmoni dalam ruang dan waktunya.

Bagaimana peran pikiran dan doa dalam menjawab doa-doa kita?
Saya menjawab  pertanyaaan anda berdasarkan pengalaman saya. Pada akhirnya saya juga memiliki keterbatasan. Pikiran saya tidak mempu memaknai segalam macam doa, saya hanya mampu berikhtiar sampai pada taraf tertentu dan sampai pada taraf tertentu saya harus berhenti. Doa pada akhrinya sendiri-sendiri. Dan tidak semua aspek doa dipikirkan apa lagi dikatakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar